Sabtu, 06 Januari 2018
Hukum membaca doa niat puasa bulan Ramadhan
Sebelum Saya tuliskan bagaimana lafadz atau goresan pena Arab dari bacaan niat puasa, maka perlu diketahui lampau bagaimana hukumnya niat puasa Ramadhan dan aturan membaca niat puasa Ramadhan. Hal ini penting diketahui untuk membedakan antara keduanya, sebab aturan berniat dan aturan membaca niat itu berlainan.
Seperti kita ketahui bahwa berniat puasa di bulan Ramadhan termasuk dalam rukun puasa. Yang namanya rukun mirip pondasi sebuah bangunan. Tanpa pondasi, bangunan niscaya tidak akan sanggup berdiri. Sama halnya dengan puasa, tanpa adanya rukun, maka puasanya pun tidak akan jadi. Dan salah satu rukun puasa yang kita bahas kali ini ialah niat. Tanpa melaksanakan niat puasa Ramadhan, maka puasa Ramadhan-nya pun tidak akan jadi. Maka sanggup disimpulkan bahwa berniat puasa bulan Ramadhan itu wajib hukumnya.
Dalam artikel wacana duduk masalah niat yang sudah Saya tulis beberapa bulan ke belakang, kita tahu bahwa tempatnya niat itu di dalam hati bukan di dalam lisan. Kaprikornus sanggup disimpulkan juga bahwa berniat puasa di dalam hati itulah yang wajib hukumnya, sedangkan bacaan niat yang selalu kita ucapkan dengan tulisan, itu tidak wajib. Hanya saja sebagian para ulama salaf menyatakan bahwa sangat baik dan sunat bila niat puasa di dalam hati dibarengi dengan sambil membaca lafadz niat tersebut. Tujuannya ialah semoga saat kita melaksanakan niat puasa, sanggup termenolong kekhusyuan atau keseriusan kita berniat dengan bacaan tersebut.
melaluiataubersamaini demikian, kalau melihat dari segi kecukupan, maka jadilah puasa kita bila melaksanakan niat dengan hati tanpa dibarengi dengan bacaan atau doa niat puasa. Namun sebaliknya, bila niat puasa kita spesialuntuk di ucapan saja, tanpa mengetahui maksudnya dan tanpa ada niat di dalam hati, maka sama halnya dengan tidak melaksanakan niat.
Lalu bagaimana dan apa yang diniatkan di dalam hati ? Niatkan bahwa kita hari esok dari sejak waktu imsak hingga terbenamnya matahari akan berpuasa menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dan hal yang membatalkan pahala puasa dan tekadkanlah bahwa puasa Ramadhan yang akan dilakukan besok hari ialah murni dalam rangka menjalankan kewajiban kepada Rabb kita secara ikhlas. Jika kita sudah berniat bundar sepenuh hati mirip di atas, maka insya Allah kita akan terhindar dari hal-hal yang membatalkan puasa maupun pahala puasa, terhindar dari sikap negatif, lebih banyak diberibadah sunat, hati dan panca indera selalu terjaga.
Doa dan bacaan niat puasa bulan Ramadhan dengan goresan pena Arab
Sebetulnya tidak ada ketentuan berniat dengan ucapan harus menggunakan bahasa Arab, spesialuntuk saja keutamaannya ialah pakai bahasa Arab. Jika pun kita berucap niat dengan bahasa Indonesia atau bahasa tempat sendiri, maka itu tidak jadi masalah, selagi niat di dalam hatinya juga jalan, sebab itu yang utama. Itulah makanya banyak lafadz niat puasa Ramadhan dalam bahasa Arab pada banyak sekali buku atau kitab fiqih tidak sama. Itu tidak menjadi masalah, toh mirip yang sudah diutarakan bahwa membaca niat dengan ekspresi kan sunat. Kaprikornus kalau Anda menemukan lafadz niat di buku satu dengan buku lainnya tidak sama, tidak usah bingung, ambil saja salah satunya yang berdasarkan Anda klop. Bahkan kalau Anda lebih klop berniat dengan hati saja tanpa membaca lafadnya, maka itu tidak duduk masalah dan puasanya pun jadi.
Berikut ini lafadz bacaan niat puasa Ramadhan yang umumnya dibaca saat akan berniat.
Nawaitu shauma ghadin 'an adaa-i fardhi ramadhaana hadzihis sanati iimaanaw wahtisaabal lillaahi ta'aala.
Aku berniat puasa wajib Ramadhan besok hari untuk tahun ini dalam keadaan keyakinan dan mengharap ridho Allah Ta'ala.
Bacaan niat puasa di atas, Saya ambil sumbernya dari kitab Nihaayatuz Zaini hal 186. Jika Anda akan mengganti puasa Ramadhan yang belum terbayarkan, untuk niatnya coba baca di artikel lain yang berjudul niat puasa ganti.
Artikel lainnya : niat puasa senin kamis
Sebelum Saya tuliskan bagaimana lafadz atau goresan pena Arab dari bacaan niat puasa, maka perlu diketahui lampau bagaimana hukumnya niat puasa Ramadhan dan aturan membaca niat puasa Ramadhan. Hal ini penting diketahui untuk membedakan antara keduanya, sebab aturan berniat dan aturan membaca niat itu berlainan.
Seperti kita ketahui bahwa berniat puasa di bulan Ramadhan termasuk dalam rukun puasa. Yang namanya rukun mirip pondasi sebuah bangunan. Tanpa pondasi, bangunan niscaya tidak akan sanggup berdiri. Sama halnya dengan puasa, tanpa adanya rukun, maka puasanya pun tidak akan jadi. Dan salah satu rukun puasa yang kita bahas kali ini ialah niat. Tanpa melaksanakan niat puasa Ramadhan, maka puasa Ramadhan-nya pun tidak akan jadi. Maka sanggup disimpulkan bahwa berniat puasa bulan Ramadhan itu wajib hukumnya.
Dalam artikel wacana duduk masalah niat yang sudah Saya tulis beberapa bulan ke belakang, kita tahu bahwa tempatnya niat itu di dalam hati bukan di dalam lisan. Kaprikornus sanggup disimpulkan juga bahwa berniat puasa di dalam hati itulah yang wajib hukumnya, sedangkan bacaan niat yang selalu kita ucapkan dengan tulisan, itu tidak wajib. Hanya saja sebagian para ulama salaf menyatakan bahwa sangat baik dan sunat bila niat puasa di dalam hati dibarengi dengan sambil membaca lafadz niat tersebut. Tujuannya ialah semoga saat kita melaksanakan niat puasa, sanggup termenolong kekhusyuan atau keseriusan kita berniat dengan bacaan tersebut.
melaluiataubersamaini demikian, kalau melihat dari segi kecukupan, maka jadilah puasa kita bila melaksanakan niat dengan hati tanpa dibarengi dengan bacaan atau doa niat puasa. Namun sebaliknya, bila niat puasa kita spesialuntuk di ucapan saja, tanpa mengetahui maksudnya dan tanpa ada niat di dalam hati, maka sama halnya dengan tidak melaksanakan niat.
Doa dan bacaan niat puasa bulan Ramadhan dengan goresan pena Arab
Sebetulnya tidak ada ketentuan berniat dengan ucapan harus menggunakan bahasa Arab, spesialuntuk saja keutamaannya ialah pakai bahasa Arab. Jika pun kita berucap niat dengan bahasa Indonesia atau bahasa tempat sendiri, maka itu tidak jadi masalah, selagi niat di dalam hatinya juga jalan, sebab itu yang utama. Itulah makanya banyak lafadz niat puasa Ramadhan dalam bahasa Arab pada banyak sekali buku atau kitab fiqih tidak sama. Itu tidak menjadi masalah, toh mirip yang sudah diutarakan bahwa membaca niat dengan ekspresi kan sunat. Kaprikornus kalau Anda menemukan lafadz niat di buku satu dengan buku lainnya tidak sama, tidak usah bingung, ambil saja salah satunya yang berdasarkan Anda klop. Bahkan kalau Anda lebih klop berniat dengan hati saja tanpa membaca lafadnya, maka itu tidak duduk masalah dan puasanya pun jadi.
Berikut ini lafadz bacaan niat puasa Ramadhan yang umumnya dibaca saat akan berniat.
نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ رَمـَضَانَ هـَذِهِ السَّـنـَةِ ايمانا واحتسابا لِلـّهِ تـَعَالىَ
Nawaitu shauma ghadin 'an adaa-i fardhi ramadhaana hadzihis sanati iimaanaw wahtisaabal lillaahi ta'aala.
Aku berniat puasa wajib Ramadhan besok hari untuk tahun ini dalam keadaan keyakinan dan mengharap ridho Allah Ta'ala.
Bacaan niat puasa di atas, Saya ambil sumbernya dari kitab Nihaayatuz Zaini hal 186. Jika Anda akan mengganti puasa Ramadhan yang belum terbayarkan, untuk niatnya coba baca di artikel lain yang berjudul niat puasa ganti.
Artikel lainnya : niat puasa senin kamis