Shalat Sunat Sebelum Subuh
Berikut ini ada beberapa hadits yang menunjukan perihal shalat sunat sebelum subuh.

Hukum shalat sunat sebelum subuh
Hukumnya adalat sunat muakkadah, alasannya Nabi selalu rutin melakukan shalat sunat ini.


و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ حَدَّثَنِي عَطَاءٌ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مُعَاهَدَةً مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ


Dan sudah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, sudah menceritakan kepada kami Yahya bin Said, dari Ibnu Juraij katanya; sudah menceritakan kepadaku 'Atha` dari 'Ubaid bin Umair dari 'Aisyah, bahwa tidak ada shalat sunnah yang lebih dijaga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam daripada dua raka'at sebelum subuh."
(Shahih Muslim : 1191)


حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ حَدَّثَنِي عَطَاءٌ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مُعَاهَدَةً مِنْهُ عَلَى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ


Telah menceritakan kepada kami Musaddad, sudah menceritakan kepada kami Yahya dari Ibnu Juraij, sudah menceritakan kepadaku 'Atha` dari 'Ubaid bin 'Umair, dari Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mempunyai perhatian yang lebih terhadap shalat sunnah melebihi perhatian ia terhadap dua raka'at sebelum subuh."
(Sunan Abu Daud : 1063)


أَخْبَرَنِي أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَكَمِ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَاهُ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ قَالَ أَبُو عَبْد الرَّحْمَنِ هَذَا الصَّوَابُ عِنْدَنَا وَحَدِيثُ عُثْمَانَ بْنِ عُمَرَ خَطَأٌ وَاللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ


Telah mengabarkan kepadaku Ahmad bin 'Abdullah bin Al Hakam, dia berkata; sudah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, dia berkata; sudah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Ibrahim bin Muhammad, ia mendengar bapaknya menceritakan, bahwa ia mendengar 'Aisyah berkata; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan shalat empat rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat sebelum subuh. Abu Abdurrahman berkata; 'Menurut kami Hadits ini lebih shahih. Sedangkan Hadits Utsman bin Umar ialah salah. Wallahu Ta'ala A'lam.
(Sunan Nasai : 1737)

أَخْبَرَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْتَشِرِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ


Telah mengabarkan kepada kami Utsman bin Umar, sudah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Ibrahim bin Muhammad bin Al Muntasyir dari Ayahnya dari Aisyah radliallahu 'anha ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak meninggalkan shalat empat rakaat sebelum zhuhur dan dua rakaat sebelum Subuh."
(Sunan Darimi : 1403)




Teknik melaksanakan shalat sunat sebelum subuh
Shalat sunat sebelum subuh sebaiknya dilaksanakan secara enteng, tanpa membaca surat-surat yang panjang setelah membaca Al Fatihah.

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ وَأَبُو عَمَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ رَمَقْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا فَكَانَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ وَأَنَسٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَحَفْصَةَ وَعَائِشَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ حَدِيثٌ حَسَنٌ وَلَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ الثَّوْرِيِّ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ أَبِي أَحْمَدَ وَالْمَعْرُوفُ عِنْدَ النَّاسِ حَدِيثُ إِسْرَائِيلَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ وَقَدْ رَوَى عَنْ أَبِي أَحْمَدَ عَنْ إِسْرَائِيلَ هَذَا الْحَدِيثُ أَيْضًا وَأَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ ثِقَةٌ حَافِظٌ قَالَ سَمِعْت بُنْدَارًا يَقُولُ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَحْسَنَ حِفْظًا مِنْ أَبِي أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيِّ وَأَبُو أَحْمَدَ اسْمُهُ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ الْكُوفِيُّ الْأَسَدِيُّ


Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan dan Abu Ammar, keduanya berkata; sudah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi berkata; sudah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Ishaq dari Mujahid dari Ibnu Umar,  ia berkata; "Aku memperhatikan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selama satu bulan, ia selalu membaca QUL YAA AYYUHAL KAFIRUN dan QUL HUWAALLAHU AHAD saat mengerjakan dua rakaat sebelum subuh." Ia berkata; "Dalam cuilan ini juga ada riwayat dari Ibnu Umar, Ibnu Mas'ud, Anas, Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Hafshah dan 'Aisyah." Abu Isa berkata; "Hadits Ibnu Umar derajatnya hasan. Aku tidak mengetahui hadits ini dari hadits Ast Tsauri dari Ishaq, kecuali dari hadits Abu Ahmad. Namun yang populer berdasarkan orang-orang ialah hadits Isra'il, dari Abu Ishaq. Dan hadits ini juga diriwayatkan dari Abu Ahma, dari Isra'il. Abu Ahmad ialah spesialis hadits yang tsiqah (dapat dipercaya) dan hafidz (banyak hafalannya). Ia berkata; "Aku mendengar Bundar berkata; "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih baik hafalannya selain Abu Ahmad Az Zubairi." Dan Abu Ahmad namanya ialah Muhammad bin Abdullah bin Az Zubairi Al Kufi Al Asadi.
(Sunan Tirmidzi : 382)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا الْجُرَيْرِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ وَكَانَ يَقُولُ نِعْمَ السُّورَتَانِ هُمَا يُقْرَأُ بِهِمَا فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ


Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, sudah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun berkata, sudah menceritakan kepada kami Al Jurairi dari Abdullah bin Syaqiq dari 'Aisyah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat dua raka'at sebelum fajar. Beliau mengatakan: "Itu ialah dua surat yang paling baik, ia dibaca pada dua raka'at sebelum subuh; QUL HUWA ALLAHU AHAD dan QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN. "
(Sunan Ibnu Majah : 1140)


Selanjutnya setelah melakukan shalat sunat sebelum subuh, segeralah pergi ke mesjid untuk melakukan shalat subuh.

حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ عِيسَى الْمَرْوَزِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ قَال سَمِعْتُ مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ عَنْ أَبِي النَّضْرِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ فَإِنْ كَانَتْ لَهُ إِلَيَّ حَاجَةٌ كَلَّمَنِي وَإِلَّا خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ كَرِهَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَغَيْرِهِمْ الْكَلَامَ بَعْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ حَتَّى يُصَلِّيَ صَلَاةَ الْفَجْرِ إِلَّا مَا كَانَ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أَوْ مِمَّا لَا بُدَّ مِنْهُ وَهُوَ قَوْلُ أَحْمَدَ وَإِسْحَقَ



Telah menceritakan kepada kami, Yusuf bin Isa Al Marwazi berkata; sudah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris berkata; Aku mendengar Malik bin Anas dari Abu An Nadlr dari Abu Salamah dari 'Aisyah ia berkata; "Sesudah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam final shalat dua rakaat sebelum subuh, ia berbicara denganku jikalau ada keperluan dan jikalau tidak maka ia ke masjid untuk shalat subuh." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Sebagian mahir ilmu dari kalangan sobat bersahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selainnya memakruhkan berbicara setelah terbitnya fajar sampai melakukan shalat subuh, kecuali dzikir kepada Allah atau hal-hal yang tidak sanggup ditunda. Ini ialah pendapat yang diambil oleh Ahmad dan Ishaq."
(Sunan Tirmidzi : 383)


Mengqadha shalat sunat sebelum subuh
Karena sangat dianjurkannya shalat sunat sebelum subuh, maka kita sanggup mengqadha shalat sunat sebelum subuh apabila kita tidak sempat mengerjakannya.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ قَيْسِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ رَأَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يُصَلِّي بَعْدَ صَلَاةِ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَصَلَاةَ الصُّبْحِ مَرَّتَيْنِ فَقَالَ لَهُ الرَّجُلُ إِنِّي لَمْ أَكُنْ صَلَّيْتُ الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا فَصَلَّيْتُهُمَا قَالَ فَسَكَتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, sudah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair berkata, sudah menceritakan kepada kami Sa'd bin Sa'id berkata, sudah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ibrahim dari Qais bin Amru ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat seorang pria shalat dua raka'at setelah subuh, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya kepadanya: "Apakah ada shalat subuh dikerjakan dua kali! " pria itu menjawaban, "Aku belum mengerjakan dua raka'at sebelum subuh, maka saya mengerjakannya, " Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun diam. "
(Sunan Ibnu Majah : 1144)


حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَيَعْقُوبُ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ كَاسِبٍ قَالَا حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَامَ عَنْ رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ فَقَضَاهُمَا بَعْدَ مَا طَلَعَتْ الشَّمْسُ


Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Ibrahim dan Ya'qub bin Humaid bin Kasib, keduanya berkata; sudah menceritakan kepada kami Marwan bin Mu'awiyah dari Yazid bin Kaisan dari Abu Hazim dari Abu Hurairah berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terpulas sampai tidak mengerjakan dua raka'at sebelum subuh, kemudian ia mengqadla keduanya setelah matahari terbit."
(Sunan Ibnu Majah : 1145)

LihatTutupKomentar