Qadha Shalat Wajib
Shalat fardhu, wajib dilaksanakan sempurna pada waktunya, menurut firman Allah SWT,

إِنَّ لصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتٰبًا مَّوْقُوتًا


“Sesungguhnya Shalat itu ialah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang diberiman.” 
(An-Nisaa’: 103).

Oleh sebab itu, barangsiapa mengakhirkannya dari waktu yang sudah ditentukan tanpa ada halangan (uzur), maka ia berdosa. Tetapi, bila beliau mengakhirkannya sebab suatu halangan, tidaklah berdosa. Halangan-halangan itu ada yang sanggup menggugurkan kewajiban shalat dan ada pula yang tidak menggugurkannya. Hal-Hal yang Menggugurkan shalat ialah haidl, nifas, aneh dan pingsan. Selain itu tidak menggugurkan kewajiban shalat artinya shalat yang ditinggalkan tersebut harus diqadha menyerupai sebab lupa, terpulas dan lalai terhadap shalat.

Hukum mengqadha shalat wajib yang tertinggal ialah wajib, sebab yang namanya wajib mesti dilaksanakan dan bila ditinggalkan akan berdosa.

Hal ini menurut hadits Nabi :

مَنْ نَامَ عَنْ صَلاَةٍ أَوْ نَسِيَهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا لاَ كَفَارَةَ لَهَا إِلاَّ ذَلِكَ


Barangsiapa yang meninggalkan shalat sebab terpulas atau lupa, maka hendaknya ia melaksanakan salat setelah ingat dan tidak ada kafarat (pengganti) selain itu.
(H.R. Bukhari dan Muslim)

Mayoritas para ulama fiqh dari keempat madzhab beropini bahwa  wajib mengqadha shalat, sebab meninggalkan salat itu dosa dan mengqadspesialuntuk itu wajib. Oleh sebab itu sangat dianjurkan memohon ampun pada Allah dan bertaubat dari lalainya meninggalkan shalat secara sengaja.

Adapun waktu shalat qadha ialah saat kita ingat kita sudah meninggalkan shalat. Jika penyebabnya tidak disengaja menyerupai lupa atau terpulas, maka qadspesialuntuk sunat disegerakan saat ingat, sedangkan bila penyebabnya lalai atau disengaja maka qadspesialuntuk wajib disegerakan saat ingat.

LihatTutupKomentar