Hukum Puasa Ramadhan
Seluruh ulama setuju bahwa hukum puasa Ramadhan yakni fardu bagi setiap muslim. Mereka juga setuju bahwa puasa di bulan Ramadhan ialah salah satu dari landasan atau rukun Islam yang 5.

Tidak tiruana muslim mendapati kewajiban puasa Ramadhan. Hanya orang-orang muslim yang termasuk dalam kategori di bawah ini, yang diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan. Point yang dimaksud yakni :
1. Baligh
2. Berakal
3. Suci dari haid dan nifas
4. Muqim
5. Kuat

Bagi anak yang belum baligh atau orang sakit gila, keduanya tidak kena perintah wajib puasa, namun demikian bagi anak yang sudah berumur 7 tahun, orang bau tanah wajib mempersembahkan pelajaran untuk menganjurkan berpuasa walaupun belum balig, biar sanggup menjadi kebiasaan. Dan apabila anak sudah berumur 10 tahun, tapi tidak nurut untuk berpuasa, maka orang bau tanah boleh melaksanakan peringatan keras dengan cara memukul bab anggota tubuh yang tidak berbahaya dan tidak menjadikan cacat apabila dipukul.  Sebagian pendapat, bab yang dipukul yakni bab kaki ke bawah.

Bagi perempuan haid/nifas diharamkan berpuasa namun beliau wajib qadha sejumlah hari yang ditinggalkannya setelah habis Ramadhan. Bagi perempuan yang lagi hamil atau lagi menyusui, tidak diwajibkan berpuasa kalau takut akan terjadi kemadharatan buat dirinya atau anaknya, namun demikian beliau sah-sah saja kalau berpuasa.

Bagi musafir atau orang sakit, boleh berbuka puasa kalau sekiranya dengan puasanya itu sanggup menambah kambuh penyakitnya atau menambah kemadharatan, namun demikian beliau sah puasanya kalau tetap memaksa menjalankan puasanya.

Puasa Ramadhan ini segera diwajibkan apabila :
1. tepat bulan Sya'ban 30 hari
2. melihat bulan/ruyatul hilal

Untuk problem melihat bulan, para ulama dari kalangan mazhab Hanafi, Maliki dan Hambali setuju bahwa, kalau ada seseorang yang sudah melihat bulan disertai dengan bukti dan saksi saksi, maka keterangan beliau tersebut sanggup menjadi patokan mulainya tanggal 1 bulan Ramadhan untuk seluruh negara di dunia. Sedangkan berdasarkan Imam Syafi'i, keterangan beliau spesialuntuk sanggup dijadikan patokan tanggal 1 Ramadhan, untuk kawasan sekitar beliau  saja. Misalnya kalau di Indonesia, ada orang melihat bulan tanggal 1 Ramadhan, maka berdasarkan Imam Syafi'i, itu spesialuntuk berlaku untuk negara Indonesia saja dan belum tentu berlaku untuk negara Arab dan negara lainnya.

Dalil puasa Ramadhan
Mengenai dalil wajibnya puasa Ramadhan yakni :


يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ



Hai orang-orang yang diberiman, diwajibkan atas engkau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum engkau biar engkau bertakwa.
 (Q.S Al Baqarah : 183)

LihatTutupKomentar