Shalat Sunnah Sebelum Dzuhur
Jumlah rakaat shalat sunnah sebelum dzhuhur
Kita sanggup melakukan  shalat sunnah sebelum dzhuhur sebanyak 2 atau 4 rakaat, menurut hadits Nabi.


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ فِي بَيْتِهِ وَبَعْدَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ وَكَانَ لَا يُصَلِّي بَعْدَ الْجُمُعَةِ حَتَّى يَنْصَرِفَ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ


Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, sudah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa melakukan dua rakaat sebelum zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sehabis maghrib di rumahnya, dan dua rakaat sehabis isya. Dan ia tidak mengerjakan shalat sehabis jum'at sampai ia pulang, kemudian shalat dua rakaat."
(Shahih Bukhari : 885)

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْتَشِرِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ تَابَعَهُ ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ وَعَمْرٌو عَنْ شُعْبَةَ


Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, sudah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu'bah dari Ibrahim bin Muhammad bin Al Muntasyir dari bapaknya dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan shalat sunnat empat raka'at sebelum zhuhur dan dua raka'at sebelum shalat shubuh". Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Abu 'Adiy dan 'Amru dari Syu'bah.
(Shahih Bukhari : 1110)



Teknik melakukan shalat sunnah sebelum dzhuhur
Para ulama tidak sama pendapat tentang cara melakukan shalat sunnah sebelum dzuhur yang 4 rakaat. Sebagian ada yang menganjurkan dikerjakan 2 rakaat-2 rakaat, pendapat lain menganjurkan dikerjakan 4 rakaat sekaligus. Kita boleh menentukan mana yang sesuai dengan kepercayaan kita. Berikut ini dalilnya :


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ عَنْ عَلِيٍّ الْأَزْدِيِّ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى قَالَ أَبُو عِيسَى اخْتَلَفَ أَصْحَابُ شُعْبَةَ فِي حَدِيثِ ابْنِ عُمَرَ فَرَفَعَهُ بَعْضُهُمْ وَأَوْقَفَهُ بَعْضُهُمْ وَرُوِي عَنْ عَبْدِ اللَّهِ الْعُمَرِيِّ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوُ هَذَا وَالصَّحِيحُ مَا رُوِيَ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى وَرَوَى الثِّقَاتُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَذْكُرُوا فِيهِ صَلَاةَ النَّهَارِ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّي بِاللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى وَبِالنَّهَارِ أَرْبَعًا وَقَدْ اخْتَلَفَ أَهْلُ الْعِلْمِ فِي ذَلِكَ فَرَأَى بَعْضُهُمْ أَنَّ صَلَاةَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى وَهُوَ قَوْلُ الشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ و قَالَ بَعْضُهُمْ صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى وَرَأَوْا صَلَاةَ التَّطَوُّعِ بِالنَّهَارِ أَرْبَعًا مِثْلَ الْأَرْبَعِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَغَيْرِهَا مِنْ صَلَاةِ التَّطَوُّعِ وَهُوَ قَوْلُ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ وَابْنِ الْمُبَارَكِ وَإِسْحَقَ


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, sudah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi, sudah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Ya'la bin 'Atha' dari Ali Al Azdi dari Ibnu Umar dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam ia bersabda: " Shalat sunnah di waktu malam dan siang hari dilakukan sebanyak dua raka'at- dua raka'at." Abu 'Isa berkata, Para sobat bersahabat Syu'bah berselisih pendapat terkena hadits Ibnu Umar, sebagian dari mereka memarfu'kannya dan sebagian lagi memauqufkannya. Diriwayatkan dari Abdullah Al Umary dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam ibarat lafazh hadits diatas. Riwayat yang paling shahih adalah riwayat dari Ibnu Umar sesungguhnya Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat sunnah pada malam hari dilakukan sebanyak dua raka'at-dua raka'at." Dan para perawi yang tsiqah meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Umar dari Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam tanpa menyebut shalat nahar (pada siang hari). Dan sudah diriwayatkan dari Ubaidullah dari Naf'i dari Ibu Umar gotong royong beliau shalat sunnah pada malam hari dua raka'at-dua raka'at dan pada siang hari empat raka'at-empat raka'at. Oleh alasannya itu para ahlul ilmi berselisih pendapat dalam dilema ini, Imam Syafi'i dan Ahmad beropini bahwa shalat sunnah pada waktu malam ataupun siang hari sebanyak dua raka'at-dua raka'at, sedangkan Imam Sufyan Ats Tsauri, Ibnu Al Mubarak dan Ishaq beropini bahwa shalat sunnah pada malam hari dua raka'at-dua raka'at dan pada siang hari empat raka'at-empat raka'at ibarat shalat sunnah empat raka'at sebelum zhuhur maupun shalat sunnah yang lainnya.
(Sunan Tirmidzi : 543)


Mengqadha shalat sunnah sebelum dzuhur
Jika kita lupa atau tidak sempat melakukan shalat sunnah sebelum dzuhur, maka sunat diqadha sehabis melakukan shalat sunnah sehabis dzuhur. Hal ini menurut hadits :


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى وَزَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ الرَّبِيعِ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَاتَتْهُ الْأَرْبَعُ قَبْلَ الظُّهْرِ صَلَّاهَا بَعْدَ الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ لَمْ يُحَدِّثْ بِهِ إِلَّا قَيْسٌ عَنْ شُعْبَةَ


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya dan Zaid bin Akhzam dan Muhammad bin Ma'mar keduanya berkata; sudah menceritakan kepada kami Musa bin Dawud Al Kufi berkata, sudah menceritakan kepada kami Qais bin Ar Rabi' dari Syu'bah dari Khalid Al Hadda dari Abdullah bin Syaqiq dari 'Aisyah ia berkata, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak sempat mengerjakan empat raka'at sebelum zhuhur, ia menggantinya dengan dua raka'at sehabis mengerjakan dua raka'at ba'diah zhuhur. " Abu Abdullah berkata, "Tidak ada yang meriwayatkannya kecuali Qais, dari Syu'bah. "
(Sunan Ibnu Majah : 1148)

LihatTutupKomentar