Mengapa Saya menulis doa sholat dhuha dan tahajud dalam satu judul artikel ? Karena memang kedua sholat tersebut sangat dianjurkan pengerjaannya atau sunat muakkadah setelah sholat rawatib dan witir. Saking pentingnya, sampai-sampai Nabi pernah berwasiat kepada seorang sobat erat semoga biasa melaksanakan 3 hal yakni puasa 3 hari dalam sebulan, 2 rakaat shalat dhuha dan shalat witir sebelum pulas.
Yang Saya garis bawahi dalam hal ini ialah shalat dhuha dan witir. Lalu mengapa judulnya tidak doa sholat dhuha dan witir ? Sebab witir itu bisa termasuk shalat tahajud kalau dikerjakan setelah pulas lantaran waktu paling utama mengerjakan witir ialah pada sepertiga malam terakhir menjelang waktu subuh.
Adapun bahwa Nabi mewasiatkan witir sebelum pulas, maksudnya supaya tidak memberatkan umatnya, lantaran kalau nabi mewasiatkan witir setelah pulas, maka terperinci akan memberatkan umatnya lantaran pada umumnya spesialuntuk sedikit orang yang witir setelah pulas atau pada waktu sepertiga malam terakhir. Maka kalau Nabi mewasiatkan witir sebelum pulas, pastilah lebih banyak umatnya yang melaksanakan perintah tersebut.
Sama halnya dengan shalat dhuha 2 rakaat padahal Nabi biasa mengerjakan shalat dhuha 8 rakaat. Ini juga sama semoga tidak memberatkan umatnya, lantaran Nabi paham betul kemampuan umumnya dari umat Beliau, apalagi di zaman now ini.
Kita lanjut, bergotong-royong aneka macam variasi doa setelah sholat dhuha dan tahajud. Tiap penulis kitab punya doa dan dzikir yang tidak sama. Tentu saja tiruananya tidak perlu membuat kita bingung, justru semakin banyak pilihan buat kita, mau ngambil referensi yang mana. Lalu mengapa Nabi tidak mempersembahkan doa yang spesifik buat dibaca setelah sholat tersebut ?
Sebab keadaan masing-masing orang tidak sama-beda, tidak sama dalam hal keinginan, cita-cita, maksud dan apa yang ingin diminta. Oleh akhirnya Nabi tidak membatasinya harus doa ini dan itu. Bukan berarti tidak ada doa khusus dari Nabi, kemudian kita mengamalkan doa yang dianjurkan para ulama, sebagai sebuah bid'ah. Tidak saudara, lantaran segala sesuatu yang tidak dikerjakan Nabi kemudian dikerjakan oleh kita, belum bisa diambil kesimpulan sebagai suatu yang bid'ah. Kalau kita menyimpulkan demikian, berarti zakat fitrah dengan beras apalagi dengan uang sebagai suatu yang bid'ah, lantaran nabi juga tidak pernah zakat beras apalagi zakat uang, iya kan ?
Nah, lantaran waktu setelah sholat ialah ijabah do'a, maka peluang buat kita untuk berdoa setelah sholat dhuha dan tahajud dengan doa apa saja sesuai keinginan. Karena memang Nabi tidak mempersembahkan doa spesifik, maka kita harus mencari referensi selain hadits yakni ijma atau pendapat para ulama. Kita bisa menggali atau mengambil sumber dari kitab-kitab yang ditulis para ulama, baik ulama lampau maupun ulama muta-akhirin.
Sebagai referensi saja, dalam hal ini Saya mengambil referensi dari Kitab I'aanatuh Thaalibiin Juz I, hal. 255, untuk doa sholat dhuha sebagai diberikut :
Adapun untuk doa sholat tahajjudnya Saya ambil dari hadits Nabi. Nabi dikala bangkit malam, maka selalu membaca doa di bawah ini. Memang tidak dijelaskan membacanya itu begitu pas bangkit atau setelah sholat, tapi Saya kira tidak menjadi dilema kalau doa ini dibaca setelah sholat tahajud.
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ
ALAAHUMMA LAKAL HAMDU, ANTA NUURUSSAMAWAATI WAL ARDHI WAMAN FIIHINNA,
Ya Allah, bagi-Mu lah segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi dan sesuatu yang berada di antara keduanya,
وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ
WALAKAL HAMDU ANTA QAYYIMUSSAMAAWAATI WAL ARDHI WAMAN FIIHINNA,
bagiMu segala puji, Engkau ialah pemelihara langit dan bumi dan siapa saja yang menghuninya,
وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ حَقٌّ
WALAKAL HAMDU ANTAL HAQQU, WAWA'DUKA HAQQUN,
dan bagi-Mu segala puji, Engkau ialah benar, dan janji-Mu benar,
وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ
WAQAULUKA HAQQUN, WALIQAA'UKA HAQQUN,
firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar,
وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ
WALJANNATU HAQQUN, WA NNAARU HAQQUN, WASSAA'ATU HAQQUN,
surga-Mu benar, neraka-Mu benar, tamat zaman benar,
وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ
WANNABIYUUNA HAQQUN, WAMUHAMMADUN HAQQUN.
para nabi benar, dan Muhammad ialah benar.
اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ
ALLAAHUMMA LAKA ASLAMTU WABIKA AAMANTU
Ya Allah, kepada-Mu saya berserah, kepada-Mu saya diberiman,
وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ
WA 'ALAIKA TAWAKKALTU, WA ILAIKA ANABTU,
kepada-Mu saya bertawakkal, kepada-Mu saya menyandarkan diri,
وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ
WABIKA KHAASHAMTU, WA ILAIKA HAAKAMTU,
karena-Mu saya memusuhi, dan kepada-Mu saya meminta penghakiman,
فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ
FAHGHFIRLII MA QADDAMMTU WA MAA AKHKHARTU,
maka ampunilah bagiku apa yang sudah saya perbuat dan apa yang belum saya lakukan
وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ
WA MA ASRARTU WA MAA A'LANTU,
apa yang saya lakukan secara sembunyi-sembunyi dan apa yang saya lakukan secara terang-terangan,
أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ
ANTAL MUQADDIMU WA ANTAL MU`AKHIRU
Engkaulah Dzat Yang Maha terlampau dan Engkaulah Dzat Yang Maha terakhir,
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
LAA-ILAAHA ILLAA ANTA
- doa sholat hajat
- waktu sholat tahajud
- dzikir dan doa setelah sholat tahajud
- doa sholat tahajud dan witir
Yang Saya garis bawahi dalam hal ini ialah shalat dhuha dan witir. Lalu mengapa judulnya tidak doa sholat dhuha dan witir ? Sebab witir itu bisa termasuk shalat tahajud kalau dikerjakan setelah pulas lantaran waktu paling utama mengerjakan witir ialah pada sepertiga malam terakhir menjelang waktu subuh.
Adapun bahwa Nabi mewasiatkan witir sebelum pulas, maksudnya supaya tidak memberatkan umatnya, lantaran kalau nabi mewasiatkan witir setelah pulas, maka terperinci akan memberatkan umatnya lantaran pada umumnya spesialuntuk sedikit orang yang witir setelah pulas atau pada waktu sepertiga malam terakhir. Maka kalau Nabi mewasiatkan witir sebelum pulas, pastilah lebih banyak umatnya yang melaksanakan perintah tersebut.
Sama halnya dengan shalat dhuha 2 rakaat padahal Nabi biasa mengerjakan shalat dhuha 8 rakaat. Ini juga sama semoga tidak memberatkan umatnya, lantaran Nabi paham betul kemampuan umumnya dari umat Beliau, apalagi di zaman now ini.
Kita lanjut, bergotong-royong aneka macam variasi doa setelah sholat dhuha dan tahajud. Tiap penulis kitab punya doa dan dzikir yang tidak sama. Tentu saja tiruananya tidak perlu membuat kita bingung, justru semakin banyak pilihan buat kita, mau ngambil referensi yang mana. Lalu mengapa Nabi tidak mempersembahkan doa yang spesifik buat dibaca setelah sholat tersebut ?
Sebab keadaan masing-masing orang tidak sama-beda, tidak sama dalam hal keinginan, cita-cita, maksud dan apa yang ingin diminta. Oleh akhirnya Nabi tidak membatasinya harus doa ini dan itu. Bukan berarti tidak ada doa khusus dari Nabi, kemudian kita mengamalkan doa yang dianjurkan para ulama, sebagai sebuah bid'ah. Tidak saudara, lantaran segala sesuatu yang tidak dikerjakan Nabi kemudian dikerjakan oleh kita, belum bisa diambil kesimpulan sebagai suatu yang bid'ah. Kalau kita menyimpulkan demikian, berarti zakat fitrah dengan beras apalagi dengan uang sebagai suatu yang bid'ah, lantaran nabi juga tidak pernah zakat beras apalagi zakat uang, iya kan ?
Nah, lantaran waktu setelah sholat ialah ijabah do'a, maka peluang buat kita untuk berdoa setelah sholat dhuha dan tahajud dengan doa apa saja sesuai keinginan. Karena memang Nabi tidak mempersembahkan doa spesifik, maka kita harus mencari referensi selain hadits yakni ijma atau pendapat para ulama. Kita bisa menggali atau mengambil sumber dari kitab-kitab yang ditulis para ulama, baik ulama lampau maupun ulama muta-akhirin.
Sebagai referensi saja, dalam hal ini Saya mengambil referensi dari Kitab I'aanatuh Thaalibiin Juz I, hal. 255, untuk doa sholat dhuha sebagai diberikut :
اَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ
ALLAAHUMMA INNADH DHUHAA-A DHUHAA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA,
Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha ialah waktu dhuha-Mu, keagungan ialah keagungan-Mu,
وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ
WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA,
keindahan ialah keindahan-Mu, kekuatan ialah kekuatan-Mu,
وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL 'ISHMATA 'ISHMATUKA.
kekuasaan ialah kekuasaan-Mu, penjagaan ialah penjagaan-Mu
اَللّهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ
ALLAAHUMA INKAANA RIZQII FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU,
Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi, maka keluarkanlah,
وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ
WA INKAANA MU’ASSARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU,
apabila sukar gampangkanlah, apabila haram sucikanlah,
وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ
WA INKAANA BA’IIDAN FA QARRIBHU,
apabila jauh dekatkanlah
بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ
BIHAQQI DUHAA-IKA WA BAHAA-IKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA,
dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), keindahan-Mu, kekuatan-Mu, kekuasaan-Mu
اَتِنِى مَااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
AATINII MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHAALIHIIN.
Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha ialah waktu dhuha-Mu, keagungan ialah keagungan-Mu,
وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ
WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA,
keindahan ialah keindahan-Mu, kekuatan ialah kekuatan-Mu,
وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL 'ISHMATA 'ISHMATUKA.
kekuasaan ialah kekuasaan-Mu, penjagaan ialah penjagaan-Mu
اَللّهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ
ALLAAHUMA INKAANA RIZQII FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU,
Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi, maka keluarkanlah,
وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ
WA INKAANA MU’ASSARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU,
apabila sukar gampangkanlah, apabila haram sucikanlah,
وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ
WA INKAANA BA’IIDAN FA QARRIBHU,
apabila jauh dekatkanlah
بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ
BIHAQQI DUHAA-IKA WA BAHAA-IKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA,
dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), keindahan-Mu, kekuatan-Mu, kekuasaan-Mu
اَتِنِى مَااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
AATINII MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHAALIHIIN.
hadirkanlah padaku apa yang Engkau hadirkan kepada hamba-hambaMu yang soleh.
Adapun untuk doa sholat tahajjudnya Saya ambil dari hadits Nabi. Nabi dikala bangkit malam, maka selalu membaca doa di bawah ini. Memang tidak dijelaskan membacanya itu begitu pas bangkit atau setelah sholat, tapi Saya kira tidak menjadi dilema kalau doa ini dibaca setelah sholat tahajud.
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ
ALAAHUMMA LAKAL HAMDU, ANTA NUURUSSAMAWAATI WAL ARDHI WAMAN FIIHINNA,
Ya Allah, bagi-Mu lah segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi dan sesuatu yang berada di antara keduanya,
WALAKAL HAMDU ANTA QAYYIMUSSAMAAWAATI WAL ARDHI WAMAN FIIHINNA,
bagiMu segala puji, Engkau ialah pemelihara langit dan bumi dan siapa saja yang menghuninya,
وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ حَقٌّ
WALAKAL HAMDU ANTAL HAQQU, WAWA'DUKA HAQQUN,
dan bagi-Mu segala puji, Engkau ialah benar, dan janji-Mu benar,
وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ
WAQAULUKA HAQQUN, WALIQAA'UKA HAQQUN,
firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar,
وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ
WALJANNATU HAQQUN, WA NNAARU HAQQUN, WASSAA'ATU HAQQUN,
surga-Mu benar, neraka-Mu benar, tamat zaman benar,
وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ
WANNABIYUUNA HAQQUN, WAMUHAMMADUN HAQQUN.
para nabi benar, dan Muhammad ialah benar.
اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ
ALLAAHUMMA LAKA ASLAMTU WABIKA AAMANTU
Ya Allah, kepada-Mu saya berserah, kepada-Mu saya diberiman,
وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ
WA 'ALAIKA TAWAKKALTU, WA ILAIKA ANABTU,
kepada-Mu saya bertawakkal, kepada-Mu saya menyandarkan diri,
وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ
WABIKA KHAASHAMTU, WA ILAIKA HAAKAMTU,
karena-Mu saya memusuhi, dan kepada-Mu saya meminta penghakiman,
فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ
FAHGHFIRLII MA QADDAMMTU WA MAA AKHKHARTU,
maka ampunilah bagiku apa yang sudah saya perbuat dan apa yang belum saya lakukan
وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ
WA MA ASRARTU WA MAA A'LANTU,
apa yang saya lakukan secara sembunyi-sembunyi dan apa yang saya lakukan secara terang-terangan,
أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ
ANTAL MUQADDIMU WA ANTAL MU`AKHIRU
Engkaulah Dzat Yang Maha terlampau dan Engkaulah Dzat Yang Maha terakhir,
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
LAA-ILAAHA ILLAA ANTA
tiada sesembahan yang hak selain Engkau
Itulah yang bisa Saya sampaikan seputar bacaan doa sholat dhuha dan tahajud. Silahkan ubek-ubek blog ini untuk membaca ihwal :- doa sholat hajat
- waktu sholat tahajud
- dzikir dan doa setelah sholat tahajud
- doa sholat tahajud dan witir